PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PENAMBAHAN
KITOSAN TERHADAP KARAKTERISTIK BIOPLASTIK DARI PATI UMBI TALAS
DENGAN MENGGUNAKAN GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER
DIAJUKAN
O
L
E
H
TONI PAHRI SIRAIT 100405014
DEPARTEMEN
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH
PENAMBAHAN KITOSAN TERHADAP KARAKTERISTIK PLASTIK DARI PATI
UMBI
TALAS DENGAN MENGGUNAKAN
GLISEROL
SEBAGAI PLASTICIZER
TONI
PAHRI SIRAIT
100405014
Disetujui,
Koordinator Penelitian, Dosen Pembimbing,
Ir. Renita
Manurung, MT Mhd. Hendra S. Ginting,
ST, MT
NIP. 19681214 199702 2 002 NIP. 19700919 199903
1 001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia modern
penggunaan plastik tidak dapat dipungkiri merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Penggunaan di tingkat rumah tangga, industri automobil, industri telekomunikasi,
industri pertanian, dan juga di bidang kesehatan. Material plastik yang umumnya
digunakan adalah turunan dari minyak bumi, dengan seiringnya waktu terjadi permasalahan
bahan baku yang terbatas (Aznury dkk, 2010) dan semakin
meningkatnya penggunaan plastik menimbulkan limbah plastik yang sulit didegradasi
secara biologis oleh mikroba tanah (Atifah dkk, 2007).
Hal tersebut
memberikan peluang bagi pengembangan plastik biodegradable atau biasa disebut bioplastik.
Penggunaan kemasan bioplastik dapat menjadi solusi bagi permasalahan bahan baku dan limbah.
Bioplastik yang terbuat dari sumber daya alami dapat
didaur ulang oleh proses biologis,
sehingga melestarikan sumber daya alam yang terbatas bahan
dasar minyak bumi (Pilla, 2011). Penggunaan
utama bioplastik ditujukan untuk kemasan makanan. Dari sifat fisiknya,
bioplastik bersifat termoplastic. Yaitu merupakan jenis plastik yang bisa
didaur ulang/ dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang (Swani dan Singh, 2010).
Beberapa bioplastik yang dikenal paling umum di dunia saat ini adalah poly lactyt acid (PLA), poly hidroksi alkanoat (PHA), bioplastik berbahan dasar pati dan lain-lain (Pilla,
2011). Bioplastik berbahan
dasar pati paling menguasai
hingga 66%
pasar bioplastik, diikuti 27% PLA dan PHA, dan 7% dengan bahan lain-lain (Swani
dan Singh, 2010).
Gambar 1.1 Konsumsi Bioplastik
Global Berdasarkan Bahan Dasar
Hal ini karena
pembuatan bioplastik berbahan dasar pati lebih sederhana dari pada bioplastik berbahan
dasar polyester. Bioplastik berbahan
dasar polyester membutuhkan proses fermentasi
pati menggunakan bakteri laktobasilus (Ezeoha
dan Ezenwanne, 2013). Sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan bioplastik berbasis pati yang terbuat dari bahan
dasar pati talas
dengan tambahan gliserol yang berfungsi
sebagai plasticizer atau pelentur
dan kitosan sebagai campuran pati.
Talas termasuk dalam
salah satu jenis umbi-umbian. Talas mudah tumbuh di Indonesia. Produksi umbi talas dapat dilakukan dalam 6-8
bulan ditandai dengan daunya yang menguning. Umbi talas
memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai bahan baku bioplastik karena memiliki kandungan
pati yang tinggi, yaitu sekitar 70-80%. (Nurbaya dan Estiasih, 2013). Selain itu, harga talas dipasaran cukup murah.
Setelah dilakukan survei di pasar Sore Padang Bulan (Medan) harga talas yakni
Rp. 3.000/Kg. Umbi talas bukan merupkan komoditas pangan
penting, hal tersebut diperkuat dari data ketahanan pangan penting Indonesia
dibawah ini:
Tabel 1.1 Ketersediaan Komoditas Pangan Penting Indonesia
Tahun 2009-2014
Komoditas
|
Produksi Per Tahun (000 Ton)
|
|||||
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
|
Pangan Nabati
|
||||||
1.
Beras
|
36.207
|
23.447
|
23.289
|
23.119
|
22.938
|
-
|
2.
Jagung
|
15.536
|
693
|
689
|
684
|
678
|
-
|
3.
Kedelai
|
884
|
2.110
|
2.193
|
2.277
|
2.362
|
-
|
4.
Kacang tanah
|
707
|
232
|
241
|
251
|
260
|
-
|
5.
Ubi kayu
|
21.129
|
4.851
|
5.146
|
5.447
|
5.754
|
-
|
6.
Ubi jalar
|
1.811
|
1.069
|
5.146
|
1.200
|
1.268
|
-
|
7.
Sayur
|
10.203
|
12.605
|
12.951
|
13.301
|
13.655
|
-
|
8.
Buah-buahan
|
17.95
|
7.210
|
7.408
|
7.608
|
7.811
|
-
|
9.
Minyak goreng
|
12.424
|
820
|
948
|
823
|
950
|
-
|
10. Gula putih
|
2.823
|
2.230
|
2.267
|
2.305
|
2.343
|
-
|
Pangan Hewani
|
||||||
11. Daging sapi
|
288
|
10.464
|
11.061
|
11.669
|
12.289
|
-
|
12. Daging ayam
|
749
|
1.306
|
1.381
|
1.457
|
1.534
|
-
|
13. Telur
|
1.296
|
2.007
|
2.122
|
2.239
|
2.358
|
-
|
14. Susu
|
568
|
463
|
490
|
517
|
544
|
-
|
15. Ikan
|
7.404
|
6.088
|
6.436
|
6.790
|
7.150
|
-
|
Sumber:
Data BPS diolah BKP, Jakarta 2014
Kitosan
memiliki kegunaan yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Kitosan merupakan
turunan kitin yang banyak terdapat di komoditas perikanan seperti udang. Selain
itu kitosan juga memiliki karakter fisiologis dan teknis
yang menarik,
dengan sifat non-toksik, anti oksidan, pembentuk film dan biodegradable. Oleh karena sifat pembentukan filmnya,
kitosan telah dipakai sebagai pembungkus makanan. Film kitosan juga memiliki
nilai permeabilitas uap air menengah dan dapat
dipakai untuk meningkatkan umur simpan produk segar dan pangan dengan aktivasi
air tinggi. Film kitosan yang dihasilkan bersifat kaku,
dapat memanjang, fleksibel dan tidak mudah robek. Kebanyakan sifat mekanisnya
adalah sebanding dengan polimer komersial berkekuatan sedang (Shahidi dkk, 1999).
Gliserol merupakan salah satu plasticizer yang
banyak digunakan karena cukup efektif mengurangi ikatan hidrogen internal
sehingga akan meningkatkan jarak intermolekuler. Secara teoritis plasticizer
dapat menurunkan gaya internal diantara rantai polimer, sehingga akan
menurunkan tingkat kegetasan dan meningkatkan permeabilitas terhadap uap air
(Gontard dkk, 1993). Plastik edible
yang dibentuk dari polimer murni bersifat rapuh sehingga digunakan
plasticizer untuk meningkatkan fleksibilitasnya.
Plastik kitosan dengan penambahan bahan tambahan plasticizer mempunyai
sifat lebih fleksibel dari pada film tanpa plasticizer.
Rinaldi, dkk telah
melakukan penelitian tentang Pengaruh
Penambahan Gliserol Terhadap Sifat Kekutan Tarik dan Pemanjangan Saat Putus
Bioplastik Dari Umbi Talas dalam jurnal Teknik Kimia USU, Article in press (2014) dengan
menggunakan metode Casting. Variabel
yang digunakan adalah variasi larutan pati (0,2 w/v; 0,3 w/v; 0,4 w/v), volume
gliserol (1 %v, 2 %v, 3 %v), dan temperatur pemanasan pembentukan gelatin (60oC,
70oC, 80oC). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
temperatur gelatinasi pati umbi talas yaitu 70oC. Penambahan
gliserol berpengaruh terhadap nilai kekuatan Tarik dan pemanjangan saat putus.
Seiring penambahan gliserol maka nilai kekuatan Tarik akan semakin menurun,
sebaliknya nilai pemanjangan saat putus akan semakin meningkat.
1.1 Perumusan Masalah
Ada pun yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
- Bagaimana analisa karakteristik pati umbi talas yang meliputi kadar air, kadar abu dan kadar pati.
- Bagaimana karakteristik bahan bioplastik dari pati umbi talas yang meliputi : analisa sifat mekanis (kekuatan tarik (Tensile Strength) dan pepranjangan saat putus (Elongation Break)), analisa gelatinasi (FTIR), analisa morfologi (SEM) dan uji Biodegradabilitas.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
- Mengetahui karakteristik pati umbi talas.
- Mengetahui karakteristik bahan bioplastik dari pati umbi talas yang meliputi : analisa sifat mekanis ((kekuatan tarik (Tensile Strength) dan pepranjangan saat putus (Elongation Break)), analisa gelatinasi (FTIR), analisa morfologi (SEM) dan uji Biodegradabilitas.
- Mengetahui pengaruh penambahan khitosan dan gliserol terhadap kualitas bioplastik dari umbi talas.
1.3 Manfaat
Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat:
- Memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dengan pemanfaatan pati umbi talas sabagai bahan baku pembuatan bioplastik.
- Memberikan informasi bahwa penambahan khitosan dan gliserol dapat meningkatkan kualitas bioplastik yang dihasilkan.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Penelitian Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu umbi talas dan khitosan sebagai bahan baku, gliserol 99,7% sebagai plasticizer, asam asetat 99,8% sebagai
katalis, aquadest sebagai pencuci, pereaksi Molisch
dan H2SO4 sebagai pereaksi uji Molisch dan
larutan iodim sebagai pereaksi uji iod. Variabel yang digunakan adalah:
Variabel Tetap
Kondisi
Operasi:
- Pengadukan kontinyu : 30 menit
- Kecepatan pengadukan : 50 rpm
- Asam Asetat 99,8% : 2 ml
- Larutan pati : 0,2 w/v, 0,3 w/v dan 0,4 w/v
- Suhu gelatinisasi : 70oC
Variabel Penelitian
Variasi Khitosan :
1 % w/v, 2 % w/v dan 3 % w/v
Variasi gliserol 99,7% :
1 %v, 2 %v dan 3 %v (Sinaga, 2014)
Analisa hasil penelitian :
- Analisa Karakteristik Pati:
a.
Analisa Kadar Air berdasarkan AOAC (Official Methods of Analysis).
b. Analisa
Kadar Abu berdasarkan AOAC (Official Methods of Analysis).
c. Analisa
Kadar Pati berdasarkan uji Molisch dan uji Iod.
- Analisa Sifat Mekanikal Bioplastik:
a. Kekuatan tarik (Tensile Strength)
berdasarkan ASTM
D882.
b. Pepranjangan saat putus (Elongation
Break) berdasarkan ASTM D882.
- Analisa Gelatinasi (FTIR).
- Analisa Morfologi (SEM).
- Uji Biodegradabilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar